Sabtu, 15 Mei 2010

Teknologi Mikrohidro : Mendorong Pembangunan Berbasis Masyarakat

Rifqi Abdillah

Mahasiswa Program Tingkat Persiapan Bersama

Bogor Agricultural Universityhttp://www.ipb.ac.id

Pendahuluan

Tenaga listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Listrik tidak hanya digunakan untuk kehidupan sehari-hari, tetapi juga dimanfaatkan untuk menjalankan kegiatan industri, kegiatan komersil, dan lain-lain sehingga kebutuhan akan energi listrik akan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Kondisi saat ini ialah terjadi situasi dimana kebutuhan energi lebih besar daripada pasokan listrik yang ada. Hal ini terjadi dikarenakan pertumbuhan manusia yang terus bertambah sehingga mendorong aktivitas perekonomian yang menimbulkan kebutuhan akan energi, yaitu listrik, meningkat pula. Saat ini penyediaan listrik yang dilakukan oleh perusahaan listrik negara (PLN) belum bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakat secara keseluruhan terutama daerah pedesaan dan daerah terpencil yang tidak terjangkau.

Bentuk geografis negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, tersebar dan tidak meratanya pusat beban listrik, rendahnya tingkat permintaan di beberapa wilayah, dan terbatasnya finansial dalam pembangunan sistem suplai listrik menjadi penghambat penyediaan listrik nasional. Salah satu sistem pembangkit listrik yang saat ini sedang populer dalam memenuhi kebutuhan listrik khususnya di daerah terpencil yang jauh dari sumber listrik PLN ialah pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau yang lebih dikenal dengan mikrohidro. Dengan mikrohidro pedesaan, pembangunan masyarakat secara parsitipatif dapat dilaksanakan dengan baik.

Situasi Energi Nasional

Indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah, begitu pula sumber energi yang tersedia. Namun hal ini tidak menjadikan masyarakat Indonesia yang hidup dalam keadaan sejahtera. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan yang tidak merata di berbagai bidang kehidupan yang ada. Pembangunan hanya berpusat di kota-kota besar sehingga tingkat kemiskinan di daerah ataupun pedesaan belum bisa ditekan. Pembangunan yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan penggunaan energi oleh pelakunya, salah satu diantara energi yang paling banyak digunakan dalam aktivitas ialah energi listrik.

Sebagai negara yang sedang berkembang, konsumsi energi di Indonesia diperkirakan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan pembangunan perekonomiannya. Statistik energi menunjukkan bahwa selama kurun waktu 1990-2004 pertumbuhan konsumsi energi ratarata di Indonesia adalah 6,4% (Statistik Ekonomi Energi, 2006 dalam DRKS IPB, 2008). Konsumsi energi tersebut meliputi seluruh bentuk energi final, termasuk energi tradisional biomassa dan energi listrik.


Berbagai kajian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi listrik berkaitan erat dengan tingkat pembangunan manusia maupun perekonomian di negara tersebut. Konsumsi listrik di Indonesia juga masih sangat rendah, yaitu sekitar 500 kWh/orang pada tahun 2005. Hal lain yang juga penting adalah akses terhadap listrik oleh seluruh masyarakat. Tingkat pelistrikan di Indonesia masih sekitar 63%, yang berarti bahwa hampir 40% masyarakat, khususnya di pedesaan terpencil belum dapat menikmati energi listrik. Rendahnya tingkat pelistrikan desa merupakan salah satu faktor yang mempersulit program pengentasan kemiskinan di pedesaan. (Direktorat Riset dan Kajian Strategis IPB, 2008).


Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sumber energi utama di Indonesia berasal dari fosil. Ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar minyak atau fosil pada umumnya, menghadapi tantangan yang cukup berat. Hal ini dikarenakan cadangan minyak bumi di Indonesia diperkirakan akan habis 18 tahun mendatang. Saat ini pula pembangkit listrik masih menggunakan mesin-mesin yang dihidupkan oleh bahan bakar yang berasal dari fosil. Situasi ini mengharuskan adanya sumber energi yang baru dan terbarukan yang dapat mengkonversinya menjadi energi listrik yang dibutuhkan masyarakat.

Teknologi Mikrohidro

Melihat kondisi energi yang saat ini terjadi, perlulah dikembangkan teknologi alternatif dalam memenuhi pemenuhan kebutuhan energi, dalam hal ini listrik yang banyak digunakan masyarakat dalam banyak segi kehidupannya. Indonesia yang dikaruniai banyak sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah sumber daya air yang tidak terbatas jumlahnya. Dengan energi air ini dapat dikembangkan teknologi yang menghasilkan listrik yang diperlukan masyarakat. Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan dan sudah beroperasi di beberapa daerah kecil di Indonesia ialah mikrohidro.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), atau yang biasa disebut mikrohidro, adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai penggeraknya, misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun alam, dengan cara memanfaatkan tinggi terjunnya (head, meter) dan jumlah debit airnya (m3/detik). Pembangkit listrik tenaga air dibawah ukuran 200 kW digolongkan sebagai PLTMH (mikrohidro). Mikrohidro memanfaatkan air yang berasal dari lingkungan atau alam sehingga tidak merusak lingkungan dan dapat dipergunakan di daerah-daerah terpencil yang dekat dengan sumber air alami.




Salah satu dari banyak komponen mikrohidro yang terpenting ialah turbin air. Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik. Jenis turbin yang digunakan dalam proses instalasi mikrohidro disesuaikan dengan kondisi fisik (alam) dari daerah tersebut. Berdasarkan ketersediaan teknologi secara lokal, biaya pembuatan yang relatif murah serta kemudahan dalam operasional, turbin yang biasa digunakan ialah crossflow yang dapat bekerja dengan head atau ketinggian dari muka tanah sekitar 3-50 m dan open flume yang dapat bekerja dengan head 2-6 m. Dengan komponen yang sederhana dan mudah dalam pemasangannya serta biaya instalasi yang tidak mahal, mikrohidro dapat dengan mudah dibangun di daerah terpencil yang dekat dengan sumber air sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.

Menggerakkan Ekonomi Kemasyarakatan

Bila kita melihat kembali kondisi energi di Indonesia yang menghadapi krisis sedangkan masih banyak jutaan penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, rasanya perlu diberikan jalan keluar atas permasalahan ini, salah satunya yaitu dengan menghidupkan kembali kegiatan perekonomian yang berbasiskan masyarakat setempat. Sehingga masyarakat yang hidup secara bersama dalam suatu komunitas dapat menghidupi kebutuhannya sendiri dengan usaha yang dijalankannya. Selain itu kebutuhan akan energi listrik harus terus terpenuhi karena menurut Undang-Undang Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi, menyebutkan bahwa setiap orang berhak memperoleh energi, serta penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan wajib ditingkatkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

Mikrohidro sebagai alternatif energi listrik untuk pedesaan dapat mendorong upaya peningkatan pemenuhan kebutuhan energi listrik juga dapat meningkatkan kegiatan perekonomian daerah tersebut. Ada beberapa syarat agar mikrohidro dapat digunakan sebagai usaha ketenagalistrikan berbasis masyarakat menurut IBEKA (2008), yaitu kemanfaatan dan nilai tambah, kemampuan organisasi masyarakat, serta kehandalan teknis dan operasi. Dalam kemanfaatan dan nilai tambah inilah yang dapat mendorong pembangunan berbasis masyarakat. Misalkan saja dari energi listrik yang dihasilkan dapat menggerakkan mesin kompresor udara yang digunakan warga untuk usaha tambal ban, maka kemanfaatan mikrohidro menjadi nilai lebih bagi warga tersebut. Dalam hal kemampuan organisasi masyarakat ini dapat melatih kerjasama dan kebersamaan warga pengguna mikrohidro, misalkan saja pengaturan pembagian konsumsi listrik untuk beberapa usaha di suatu desa, maka diperlukan suatu organisasi atau panitia yang mengaturnya supaya tidak terjadi perebutan ataupun hal-hal lain yang menyebabkan perpecahan antar warga. Dalam hal kehandalan teknis dan operasi dibutuhkan teknisi yang mampu merawat dan memperbaiki jika terjadi kerusakan komponen mikrohidro. Teknisi yang bekerja ini dapat direkrut dari warga setempat dan diberikan insentif atas kerjanya yang bisa berasal dari iuran warga yang menggunakan listrik yang dihasilkan mikrohidro.

Sistem yang berjalan seperti ini terjadi sebuah simbiosis mutualisme berupa lingkaran usaha yang saling menguntungkan satu sama lain. Namun sebelum berlangsungnya sistem yang berkelanjutan seperti ini, diperlukan sebuah “tanah dan pupuk” agar bisa mendorong kemauan warga untuk berusaha. “tanah” bisa berupa modal ataupun pinjaman dari pemerintah untuk pembangunan instalasi mikrohidro. “pupuk” disini bisa berupa penyuluhan, pelatihan, dan motivasi untuk menjalankan serta merawat keberadaan mikrohidro yang berada di daerah tersebut. Bila sistem ini bisa berjalan, maka akan terjadi pembangunan sebuah daerah yang mandiri dengan usaha warganya.

Rangkuman

Saat ini terjadi keadaan yang kontradiktif dimana persediaan energi berkurang pada saat peningkatan konsumsi masih sangat diperlukan, sedangkan sumber daya energi cenderung dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan daripada untuk menggerakkan perekonomian rakyat. Begitu pula tingkat ketergantungan sumber energi fosil masih sangat tinggi dengan pemerataan akses terhadap energi masih rendah. (Tim Energi IPB, 2008)

Teknologi adalah cara atau metoda serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia (UU No. 18 tahun 2002, Sisnas Litbangrap Iptek). Berdasarkan definisi tersebut, teknologi tidak tergantung pada kecanggihan alat, tapi pemakaian akal, pikiran, ilmu pengetahuan, keterampilan untuk meringankan beban manusia, mempertahankan dan meningkatkan kehidupan (Handojo, 2008). Teknologi mikrohidro yang merupakan salah satu pembangkitan energi listrik dari energi kinetik dan potensial air saat ini cukup populer dikembangkan dalam hal pembangunan daerah tertinggal yang belum terpenuhi dalam hal kebutuhan energi listrik sebagai penggerak maupun konsumsi sehari-hari. Dengan pengelolaan yang baik dan benar, suatu sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro dapat mengembangkan perekonomian suatu daerah berbasis masyarakat setempat. Sistem yang berjalan dengan baik dan saling menguntungkan dapat membangun suatu wilayah yang belum terjamah oleh listrik yang dihasilkan oleh perusahaan listrik negera, hal ini dapat dilihat dari kemanfaatan dan nilai tambah, pengorganisasian masyarakat, dan pengelolaan teknis dari mikrohidro tersebut.

Dengan adanya mikrohidro untuk pedesaan ini diharapkan masyarakat mampu mengakses dan menggunakan energi secara efektif dan efisien sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kultur sosial dan tingkat kemampuan ekonomi para pelakunya.

Referensi

1. Direktorat Riset dan Kajian Strategis, Institut Pertanian Bogor. 2008. Perspektif Baru Pembangunan untuk Menanggulangi Krisis Pangan dan Energi. Retrieved : May 6, 2010 dari : http://rks.ipb.ac.id/file_pdf/Perspektif%20IPB.pdf

2. Handojo, Andrianto. 2008. Beberapa Pertimbangan dalam Mengembangkan Energi Alternatif. Retrieved : May 6, 2010 dari : http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/6451/1/Andrianto_Energi%20IPB.pdf

3. Herdianto, Erri Dwi. 2009. Desain, Komponen, dan Instalasi Turbin Crossflow pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di CV. Cihanjuang Inti Teknik. Laporan Praktek Lapangan. Bogor.

4. [IBEKA] Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan. 2008. Renewable energy :energizing rural development, village empowerment and creating sustainibility. A closer look to community based electric power suppy concept in Indonesia. Retrieved : May 6, 2010 dari : http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/6949/1/Tri%20Mumpuni_Dies%20Natalis%20IPB%202008.pdf

5. Kusdiana, Dadan. 2008. Kondisi Riil Kebutuhan Energi di Indonesia dan Sumber-Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Retrieved : May 6, 2010 dari : http://rks.ipb.ac.id/file_pdf/EBT-IPB%20oke.pdf

6. Tim Energi, Institut Pertanian Bogor. 2008. Konvergensi Nasional untuk Kedaulatan Energi : Perspektif Perguruan Tinggi. Retrieved : May 6, 2010 dari : http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/6838/1/Persfective%20IPB%20Energy-new.pdf